Kera
yang Jahat
Disebuah
hutan seekor kancil tampak sedang makan rumput kering. Ssaat itu kemarau
panjang sedang berlangsung. Tiba-tiba seekor kera datang menghampirinya.
“kamu suka makan rumput kering,
Cil?” tanya kera. “ya, seadanya. Ini kan
musim kemarau,” sahut kancil.
”kamu biasanya tidak mau makan selain makan mentimun muda,” kata kera
lagi.
“Kamu mimpi kera. Dimusim kemarau
seperti ini, mana ada mentimun muda?”
“Ah, bikin aku tergiur saja kamu!”
sahut kancil.
“Benar. Tapi, sebenarnya aku hanya
ingin balas dendam pada pak Tani itu!” ta kera.
“Apa yang terjadi?” tanya kancil.
“Aku pernah kena goloknya sewaktu
mencuri pisang. Ya, kira-kira dua bulan lalu!” jawab kera.
Kancil setuju dengan ajakan kera. Mereka
segera pergi menuju kebun pak Tani. Sesampainya disana, tampaklah kebun pak
Tani dengan tanamanya yang sangat subur. Buahnya lebat dan muda-muda. Tak ada
seorang pun disana.
“Kita masuk sekarang, Cil!” ajak
Kera.
“Kau masuk
dulu. Kalu ada bahaya, nanti aku beri tahu!” sahut Kancil.
Kera segera masuk kebun. Ia menuju pohon
piasang yang buahnya sbagian telah menguning.
“Cil, aman!” teriak kera.
Kancil pun masuk. Begitu masuk,
tiba-tiba kakinya terjerat tambang jerat yang dipasang pak Tani. Secepat kilat
kancil langsung terankat. Kepalanya terayun ayun kebawah.
“Tolong! Tolong! Kera, tolong aku!”
teriak kancil.
Mendengar itu kera malah menejek dan
mentertawakanya. Kemudian datanglah seekor burung pipit. Rupanya ia pernah
ditolong kancil ketika dalam bahaya. Ia pun mendekati kancil.
“Tenanglah, sahabatku! Kamu harus
pura-pura mati. Tahan nafasmu. Kembungkan perutmu kalau pak Tani datang. Dia
akan menyangka kamu telah lama mati,’’ Kata Pipit menasehati kancil.
Benarlah. Tak lama kemudian pak Tani
datang kekebunya. “Wah, Kancil terjerat! Sebenarnya sudah cukup lama dia
mati,’’ kata pak Tani Goloknya lau ia tebaskan ke dahan pohon yang mengikat si
Kancil. Kancil pun jatuh. Begitu jatuh, ia segera lari menyelamatkan diri.
Pak Tani kesal melihat kelakuan Kancil. Ia
mengejar dan melemparkan goloknya kearah Kancil. Tetapi, dengan sigap Kancil
menghilang kedalam hutan.
Tak lama kemudian, terdengarlah suara
mengaduh kesakitan. Ternyata, itu siKera! Rupanya, ia yang terkena lemparan
golok pak Tani. Ya, itulah balasan bagi yang jahat.