Minggu, 21 Oktober 2012


Raja  Bayangan
     Siang itu, kerbau, sapi, dan harimau berebut minumam. Kancil tidak ikut serta. Kancil pun tidak ikut serta. Kancil pun tidak berani mendekat, sebab ia dihardik ketiga hewan. Ia berlari menuruni bukit.
     Akhirnya, kancil kelelahan. Dia istirahat dibawah pohon. Di samping pohon itu terdapat sumur tua. Air sumur itu jernih sekali. Dia melihat kebawah. Dia melihat bayangannya sendiri.”Lho, siapa yang berbuat jahat kepada temanku ya? Ah, ini pasti perbuatan harimau!’’ kata kancil dalam hati.
     Kancil mengamati lingkungan sekitarnya. Dia tidak melihat harimau. Kemudian dia melihat lagi ke dalm sumur. Kepalanya makin jelas terlihat.
     “Siapa dibawah? Siapa namamu? Harimau kah yang berbuat jahat?’’ tanya kancil.
     Suara kancil menggema. Kalimat jawabnya sama seperti yang diucapkanya. Kancil pun makin heran dan bingung.
     Kancil melihat lagi ke dalam sumur. Dia tambah yakin bahwa dibawah sana ada temannya.”Sabarlah! Aku akan membantumu!’’ kata kancil.”Bagaimana caranya ya?” lanjutnya dalam hati sambil merenung.
     Pada saat kancil merenung, dari arah belakang dan samping muncul tiga ekor harimau.
     “Cil, jangan pura-pura sedih,! Dulu kamu menipu kami sekarang jangan coba-coba! Kamu sudah terkepung! Menyerahlah, Cil! Kami ingin menyantap daging mu tahu!” kata seekor harimau yang paling besar.
     Kancil tidak bisa berlari. Dia berpura-pura menyeka matanya sambil meratap, layaknya orang menangis.”Saya tidak berpura-pura, kak! Justru sedang bingung. Sebab, didalam sumur ini ada yang mengaku dirinya raja. Katanya, akulah raja . . . ! Bukan harimau . . . !” teriak kancil.
     Rupanya, pantulan suara dari dalam sumur didengar oleh harimau. Harimau itu lalu mendekat kebibir sumur.
     “Akulah raja!” teriak sang kancil.
     “Akulah raja!” bunyi pantulan suara dari dalam sumur.
     “Hai, jangan mengaku-ngaku, ya! Akulah raja dihutan ini!” seru harimau sambil melihat kedalam sumur lebih teliti.
     “Apa rencanamu, Cil?!” tanya harimau berkali-kali. Akan tetapi, tidak ada jawaban.
     Harimau mengangkat kepalanya dari bibir sumur. Lalu, ia melihat kebelakang.
     “Selamat menjadi raja bayangan . . . !” teriak kancil sambil berlari menjauh.
     Harimau hanya tergencang. “ kita tertipu lagi!” kata harimau kepada kedua temanya dengan kesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar